1. RISALAH DESA
Pada pertengahan abad ke 17 dimasa Dipati Ukur memegang kekuasaan di wilayah Batu layang yang kemudian pada tanggal 20 April 1641 dinyatakan menjadi Kabupaten yang Ibu kotanya berkedudukan di Dayeuhkolot saat ini. Cisondari pada saat itu termasuk wilayah administrasi Kewedanaan Ciwidey. Bahkan menurut keterangan Kota Kecamatan Pasirjambu berkedudukan di Cisondari sebelum dipindahkan ke wilayah Desa Pasirjambu kira-kira tahun 1927.
Cisondari yang sekarang menjadi salah satu desa dalam wilayah administrasi kecamatan Pasirjambu merupakan sebuah kampung yang kemudian disebut Kampung Cisondari. Menurut tutur sepuh Cisondari berasal dari kata Ki Sunda, orang yang pertama kali bermukin dan membangun Cisondari. Ada pula yang mengatakan Cisondari berasal dari kata Sondari yang berarti putri atau seni / kesenian. Hal ini diperkuat dengan adanya dua orang wanita yang pernah berkausa (ngageugeuh) di Cisondari. Pertama Ratu Selawati putri Ranggamantri cucu Prabu Siliwangi dari Padmawati. Kedua Eyang Sekar Badaya. Cisondari berarti seni, sebab katanya pada jaman dahulu di Cisondari terdapat sejenis alat kesenian yang menyerupai Bansing, biasanya dipakai (ditabeuh) bersama kerinding disebut Sondari.
Leluhur penduduk Desa Cisondari adalah Ki Sunda disebut juga Eyang haji Suryatani – yang memberi ajaran bertani, dan bersawah. Selain memberi pengetahuan cara bertani, ki Sunda mengajarkan agama Islam dan melaksanakan khitanan bagi mereka yang mau memeluk Islam. Aktivitas ki Sunda tersebut di laksanakan di suatu tempat yang letaknya konon di tengah-tengan Kampung Cisondari yang disebut Bale. Karena itu Ki Sunda sering disebut pula Eyang Pancer (tengah-tengah).
Nama lain Eyang Pancer adalah Ki Sunda Herang, beliau adalah keturunan Prabu Sang Adipati Sembah Dalem Kertamanah putra Prabu Selawati yang konon makamnya berada di Kabuyutan.
2. JEJERAN KEPALA DESA
Menurut catatan yang ada serta keterangan beberapa pinisepuh, bahwa beberapa tokoh kepala desa selepas revolusi yang pernah menjabat di Desa Cisondari, adalah
3. WANGSIT CISUNDA BIHARI
Sebagai salah satu bentuk kepedulian masyarakat desa atas kinerja kepala desa serta kepercayaan terhadap hasil yang telah dicapai dan harapan untuk dapat meningkatkan kinerja pada periode ke-2 kepemimpinannya - tokoh masyarakat yang diwakili H. Dana Sasmita (Mantan Anggota BPD Periode Pertama) disela prosesi pelantikan menyampaikan amanat atas nama warga masyarakat yang dirumuskan dalam suatu dokumen Wangsit Cisunda Bihari. Wangsit dimaksud pada dasarnya berisi pepatah, amanat kepada pimpinan desa untuk selalu mengedepankan aspirasi masyarakat dalam rangka menjunjung tinggi nama desa, dan masyarakat desa Cisondari.